Saya yakin semua orang ingin menjadi kreatif, namun bagaimana belajar atau berlatih agar menjadi kreatif?

Kata kreatif semakin sering dibicarakan. Kreatif disebut-sebut sebagai salah satu ciri yang harus dimiliki dan modal untuk mencapai kesuksesan. Untuk mendorong agar kita dapat menjadi kreatif, ada enam cara menarik yang ditulis oleh Drs.Radno Harsanto, M.Si dalam bukunya “Melatih anak berpikir Analistis, Kritis, dan Kreatif”. Dalam buku tersebut dituliskan bahwa kita perlu mengingat bahwa Kreatif berasal dari kata Create yang merupakan singkatan dari:

 

1. Combine (Menggabungkan)
Bagaimana jika kita menggambar Tugu Monas yang di sekelilingnya ada kebun binatang? Atau bagaimana jika di atas Monas dijadikan studio lukis? Dalam bermusik, coba gabungkan 2 lagu secara medley ataupun mashup (gunakan verse lagu pertama, dan chorus lagu kedua dengan nada dasar sama). Gabungan dari sesuatu yang belum ada seperti ini akan membuat imajinasi kita berkembang dan menghasilkan karya yang unik dan menarik. Dengarkan saja para musisi terkenal yang memakai teknik ini, seperti Pentatonix yang telah tur keliling dunia dengan komposisi mashup acapella-nya.

2. Reverse (Membalik)
Bagaimana Jakarta akan terlihat jika jalan tol dipakai untuk umum dan tanpa bayar? Sedangkan siapa yang mau lewat di jalan bukan tol akan dibayar oleh pemerintah? Dalam gambar misalnya objek yang berada di kiri nantinya diletakkan di kanan dan sebaliknya. Pasti akan ada cara pandang atau perspektif baru yang kita dapatkan dari itu.

3. Eliminate (Menghilangkan)
Bagaimana kalau kita menghilangkan semua jalan raya di Jakarta, dan lahannya digunakan untuk tempat tinggal atau kantor. Kalau ini terjadi maka alat transportasinya bisa diganti dengan helikopter, atau bahkan ban berjalan. Jadi kita tinggal berdiri dan secara otomatis sampai ke tujuan kita. Dalam musik, coba hilangkan satu kalimat atau chord atau satu jenis alat musik dari progresi lagu tersebut, dan perhatikan bagaimana kedengarannya.

4. Alternative (Pilihan lain)
Apa yang ada di Jakarta yang dapat diganti agar menarik atau efisien. Mungkin dengan menempatkan robot polisi di setiap perempatan jalan, atau mengganti rambu jalan dengan gambar yang lebih artistik sehingga membuat orang tidak bosan menunggu lampu merah. Coba ganti suara gitar akustik dengan distorsi, atau suara drum dengan perkusi dalam sebuah lagu. Atau ganti intro lagu tersebut dengan intro lagu lainnya.

5. Twist (Memutar)
Bagaimana kita melihat Jakarta tidak dari samping, namun dari atas (seolah melukis dari Helikopter), atau bagaimana melukis berbagai objek seni namun dengan sudut pandang dari bawah. Dengan cara pandang yang berbeda tentu ada detail-detail yang tidak kita lihat sebelumnya, dan membuat hal ini jadi lebih menarik.

6. Elaborate (Memerinci/Menambah sesuatu)
Bagaimana kalau Tugu Monas dijadikan gedung bertingkat yang memiliki banyak jendela kaca, sehingga kita dapat naik dan melihat keluar dari tingkat terendah sampai tingkat tertinggi? Atau mungkinkah kita membuatkan rumah yang menarik (semacam villa) untuk masing masing binatang di Ragunan? Dapatkah kita menambahkan interlude atau bridge dalam sebuah lagu? Atau bagaimana jika diberi tambahan suara alat musik etnik di lagu tersebut?

Dengan cara berpikir seperti ini, melukis, menggambar, atau bermain musik akan mencapai taraf yang lebih tinggi dari sekedar melihat dan mencontoh, namun telah melihat dan mengimajinasikan sesuatu yang baru. Pada tahap ini seni sudah dapat disebut mencipta. Jadi bukan hanya menjadi kreatif, tapi sudah menjadi creator. Siapa yang mau berlatih menjadi kreatif?

oleh Yulianto Liestiono (pengajar Chic’s ArtClass)